Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ
هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الْكَريمِ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإِكْرَام،
وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُه، اَللّٰهُمَّ
صَلِّ و سَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَالتَّابِعِيْنَ بِإِحْسَانِ إلَى يَوْمِ الدِّيْن،أَمَّا بَعْدُ
فَيَاأَيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ
وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ
تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ .وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
Kaum Muslimin, Jamaah Sholat Jumat Rahimakumullah
Manusia biasa memang tidak akan bisa terlepas dari alpa, salah dan dosa, akan tetapi ada jenis manusia yang paling buruk, yakni orang-orang yang merasa bangga dan menceritakan perbuatan dosanya pada orang lain.
Memang aneh, kok bisa ya aibnya sendiri diumbar dan disebar luaskan kemana-mana, tetapi kalau hati nuraninya telah mati, rasa malunya telah hilang dan perilaku buruknya sudah tidak terkendali, maka tidak ada lagi rasa bersalah saat melakukan dosa dan bahkan merasa bangga, kemudian diceritakan dan disebarluaskan kemana-mana.
Padahal Rasulullah SAW telah menegaskan:
وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ: يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا
Artinya, “Sungguh termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya padahal Allah telah menutupinya. Lalu ia berkata: ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat dosa begini dan begitu’.”
Saudaraku Sekalian yang Berbahagia
Mengapa Islam sangat melarang umatnya untuk menceritakan perbuatan dosa yang telah ia lakukan kepada orang lain? Selain hal itu sebagai sebuah tindakan yang mencerminkan tidak adanya rasa malu dan rasa bersalah, juga agar perbuatan dosa tersebut ditiru oleh orang lain.
Jika ada orang yang berbuat dosa, kemudian menceritakan dan menyebar luaskan kepada orang lain, maka akan membuka kemungkinan dosa tersebut akan ditiru oleh orang lain, bahkan tindakan serupa juga akan berkembang dalam lingkup yang lebih luas.
Ketika suatu kemungkaran, kemaksiatan dan perbuatan dosa diumbar begitu saja dan dianggap biasa, maka akan melahirkan gerakan masif untuk melakukan kemungkaran itu. Seperti korupsi, riba, menggunjing, dan kemaksiatan lainnya yang mungkin terasa biasa di sekitar kita.
Inilah bahayanya menceritakan perbuatan dosa kepada orang lain, demikian juga di era medsos seperti saat ini, begitu banyak tulisan dan video yang mengungkap hal-hal keburukan secara terbuka, padahal hal itu sangat berbahaya, karena bisa ditiru oleh orang lain.
Maka jangan bangga dengan dosa dan jangan pernah menceritakan pada orang lain, karena sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang mengakui dosanya, merasa bersalah, bertaubat dan bertekad untuk tidak akan mengulanginya kembali. Jangan Bangga Dengan Dosa....!!!
Sidang Jumat Rahimakumullah
Allah SWT tidak hanya Maha Pengampun, tetapi juga mencintai hamba-hamba yang bertaubat. Oleh karena itu, ketika seseorang terjatuh dalam dosa, ia tidak boleh menunda-nunda untuk kembali kepada Allah.
Allah SWT berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya:
"Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kalian beruntung." (QS. An-Nur: 31)
Menunda taubat adalah bentuk kelalaian dan kesombongan. Padahal, kematian bisa datang kapan saja. Jangan sampai seseorang wafat dalam keadaan belum bertaubat dari dosa-dosanya.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِيْءُ اللَّيْلِ
"Sesungguhnya
Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari agar orang yang berbuat dosa di
siang hari bertaubat, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar orang
yang berbuat dosa di malam hari bertaubat." (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan luasnya rahmat Allah dan kesediaan-Nya menerima taubat kapan saja.
Ayyuhal Hadirun Rahimakumullah
Setiap dosa adalah noda dalam hati, namun taubat adalah pembersihnya. Jangan biarkan dosa menumpuk tanpa penyesalan, karena bisa mengeras menjadi penghalang hidayah. Saat berbuat dosa, segeralah bertaubat, karena Allah Maha Pengampun dan mencintai hamba yang kembali kepada-Nya.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ:
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ
وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ
حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Khutbah II