MWC NU WIDASARI

Ke-NU-an Bag. 1 || Apa itu Ahlussunnah Waljama’ah?



Apa itu Ahlussunnah Waljama’ah?

Di era sekarang ini banyak sekali bermunculan bahwasanya suatu kelompok mengatasnamakan Ahlussunah wal jama’ah namun ketika melihat beberapa penyampaian dakwahnya sungguh berbeda dengan ajaran Ahlussunah wal jama’ah pada umumnya, apasih sebenarnya Ahlussunah wal jama’ah itu?

Ahlussunah wal jama’ah (disingkat Aswaja) merupakan suatu istilah yang diperebutkan maknanya oleh berbagai firqah atau kelompok Islam. Hal itu karena ahlussunah wal jama’ah merupakan suatu kelompok yang benar dan akan masuk ke dalam surga. Hal ini dinyatakan dalam hadits Nabi yang berbunyi:

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ وَالذِّي نَفْسِىْ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرِقُ اُمَّتِى عَلٰى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَثِنْتَانِ وَسَبْعُوْنَ فِى النَّارِ قِيْلَ : مَنْ هُمْ يَارَسُلَ اللّٰهِ، قَالَ : اَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَعَاعَةِ  (رواه الطبرني)


Artinya : " Rosululloh saw bersabda: demi Tuhan yang menguasai jiwa Muhammad, sungguh umatku nanti akan pecah menjadi 73 golongan, satu golongan masuk surga dan yang 72 golongan akan masuk neraka, seorang sahabat bertanya, “siapakah mereka yang masuk surga itu, ya Rosulalloh? “Rosul menjawab “Mereka itu adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.“ (H.R. ImamThobroni).

Memang tidak mudah untuk membedakan antara aswaja yang sebenarnya dengan aswaja yang palsu. Kita baru bisa mengetahui kelompok mana yang tidak sebagai pengikut Aswaja, ketika mereka selalu membid’ahkan beberapa ajaran yang dipraktekan oleh ulama NU. Mereka tidak setuju dengan budaya yang ada di NU seperti tahlilan dan untuk menerapkan ajaran-ajaran Islam. Mereka juga tidak setuju dengan Negara Pancasila yang dinilainya bukan negara Islam. Jadi apa yang dipraktekan oleh ulama NU memiliki landasan agama yang kuat berdasarkan pada alasan dan dalil-dalil Al-Qur’an.

“Sebagai jama’ah NU jangan sampai mengikuti kelompok seperti Hizbut Tahrir, Wahabbi, dan Ikhawanul Muslimin, yang juga mengaku sebagai pengikut Aswaja”.

A. PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

Untuk memahami tentang Ahlussunnah Waljama’ah terlebih dahulu harus kita fahami pengertiannya. Pengertian Ahlussunnah Waljama’ah adalah sebagai berikut:

1. Secara Bahasa
    Secara Bahasa ahlusunnah waljamaahTerdiri dari 3 kalimat:

    a. Ahlun yang berarti pengikut
    b. as-Sunnah yang berarti jejak nabi.
    c. al-Jama’ah yang berarti kumpulan atau kelompok (kelompok sahabat Nabi/Tabi’in, dan            murid para sahabat Nabi/Tabi’it Tabi’in).

2. Secara Istilah

Secara istilah ahlusunnah waljamaah adalah Golongan yang selalu setia mengikuti dan berpegang teguh pada jejak langkah Rasulullah SAW. Sebagaimana yang dipraktikkan bersama para sahabatnya semasa hidup dan apa yang dipraktekkan sahabat sepeninggal beliau khususnya Khulafaur Rasyidin.

Jejak langkah Rasul semuanya berasal dari wahyu yang berupa kitab suci al-Qur’an dan sunnah Rasul yang meliputi aqwal (ucapan), ahwal (perbuatan), dan taqrir (penetapan) Rasul. Jejak langkah Rasul tersebut dipegang teguh dan diamalkan oleh para sahabat sehingga menjadi sunahnya, kemudian diteruskan kepada tabi’in dan tabi’it tabi’in.

Ahlussunnah wal Jama’ah dapat juga di sebut “assawadul A’dhom” yakni golongan terbesar umat Islam yang di dalamnya terdapat para ulama ahlul haq dari berbagai keahlian ilmu. Ada ahli fikih, ilmu kalam, hadis, tafsir, tasawuf dan sebagainya. Rasulullah SAW. berpesan:

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ

“Hendaknya kamu semua berpegang teguh pada sunahku, dan sunah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk”. (HR. Abu Daud dan Turmudzi)

B. TOKOH-TOKOH AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

Ahlussunnah waljama’ah lahir pada tahun 3 H/661 M melalui upaya dari beberapa tokoh diantaranya:

1. Abu Hasan Ali al-Asy’ari

Abu Hasan Ali al-Asy’ari (tahun 260 324 H) seorang ulama mu’tazilah yang lebih terkenal dengan nama imam  Asy’ari. Lahir di Basrah (Iraq) pada tahun 260 H.

2. Abu Manshur Muhammmad bin Mahmud

Abu Manshur Muhammmad bin Mahmud (Abad III H) Dikenal dengan al-Maturidi. Beliau lahir di Uzbekistan dan pada tahun 333 H. Al-Maturidi sebagai seorang tokoh memiliki karangan-karangan kitab. Di antara karangannya yang tercatat adalah Risalah fi al-‘aqa’id dan syarh al-Fiqh al-Akbar. Sebagai pengikut Abu Hanifah yang banyak memakai rasio dalam pandangan keagamaanya, al-Maturidi banyak pula memakai akal dalam pandangan keagamaannya.


C. CARA PIKIR ASWAJA

Aswaja adalah golongan yang menjadikan hadis Jibrīl yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahīh-nya, bahwa pilar agama ada tiga yaitu: Iman, Islam dan Ihsān. Pembagian ilmu ada tiga yaitu: akidah, fiqih dan suluk. Setiap imam Aswaja telah melaksanakan tugas sesuai bakat yang Allah berikan.

Cara berfikir Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) membedakan antara teks wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah), penafsiran dan penerapannya. Aswaja berupaya memastikan kecocokan sebab hukum pada kejadian (tahqīq manāth) dan memahami sebab hukum (takhrīj manāth).

Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) menjelaskan dan memahammi teks wahyu dengan sangat baik, mereka menafsirkannya, menjabarkan yang global (mujmal), kemudian menerapkannya dalam kehidupan dunia ini, sehingga mereka memakmurkan bumi sesuai dengan ajaran Islam.

Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) bukan hanya memahami Al-Qur’an dan Sunnah saja, tapi mereka juga menekankan pentingnya memahami realitas kehidupan.

Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja) memahami teks wahyu dan memahami realitas, Aswaja juga menambahkan unsur penting, yaitu tata cara menerapkan teks wahyu yang pasti benar kepada realitas kehidupan. Inilah yang tidak dimiliki oleh kelompok radikal. Mereka tidak memahami teks wahyu. Mereka tidak memahami realitas kehidupan. Mereka juga tidak memiliki metode dalam menerapkan teks wahyu pada tataran realitas. Oleh karena itu mereka sesat dan menyesatkan.

Ciri-ciri Ahlussunnah Wal Jamā’ah (Aswaja)

  1. Tidak mengafirkan siapapun, kecuali orang yang mengakui bahwa ia telah keluar dari Islam, juga orang yang keluar dari barisan umat Islam.
  2. Tidak pernah menggiring manusia untuk mencari kekuasaan, menumpahkan darah, dan tidak pula mengikuti syahwat birahi (yang haram).
  3. Aswaja menerima perbedaan dan menjelaskan dalil-dalil setiap permasalahan, serta menerima kemajemukan dan keragaman dalam akidah, atau fiqih, atau tasawuf.
  4. Aswaja menyerukan pada kebajikan, dan melarang kemungkaran. Mereka juga waspada dalam menjalankan agama, mereka tidak pernah menjadikan kekerasan sebagai jalan.
  5. Aswaja memahami syariat.
  6. Aswaja tidak memungkiri peran akal, bahkan mereka mampu mensinergikan akal dan teks wahyu.
  7. Aswaja memperhatikan dengan cermat 4 faktor perubahan, yaitu: waktu, tempat, individu dan keadaan.

Rasulullah juga bersabda:

“Barangsiapa yang keluar dari barisan umatku, menikam (membunuh) orang saleh dan orang jahatnya, ia tidak peduli pada orang mukmin, juga tidak menghormati orang yang melakukan perjanjian damai (ahlu dzimmah), sungguh dia bukanlah bagian dari saya, dan saya bukanlah bagian dari dia.”


D. AJARAN-AJARAN AHLUSSUNNAH WALJAMA’AH

Ajaran Ahlussunnah wal jama’ah tentang akidah sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut :

1.    Tentang Allah
a. bahwa Allah bersifat dengan segala sifat Jamal (keindahan), Sifat Jalal (keagungan), dan sifat Kamal (kesempurnaan).
b.   sifat-sifat Allah yang wajib diketahui oleh hambaNya meliputi: 20 sifat wajib, 20 sifat mustahil dan 1 sifat jaiz.
c.    Allah mempunyai 99 Asma yang disebut Al-Asmaul Husna

2.    Tentang Malaikat Allah
a. Bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang dititahkan dari cahaya/nur, tidak berayah dan beribu, tidak lelaki atau wanita, tidak makan minum dan tidak pernah berbuat maksiat.
b.  Bahwa jumlah seluruh malaikat hanya bisa diketahui oleh Allah swt, namun ada 10 malaikat yang wajib diketahui, baik asma maupun tugasnya masing-masing.

3.    Tentang Kitab-kitab Allah
a.    Bahwa kitab suci ada 4 yaitu:
1) Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud
2) Kitab Taurot diturunkan kepada Nabi Musa
3) Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa
4) Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
b.    Bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah (firman Allah) yang dihukumi Qadim (kekal)
c. Bahwa Al-Qur’an adalah kitabullah yang paling akhir, paling mulia, paling sempurna

4.    Tentang Rasul Allah

a. Umat Islam terutama kaum Ahlussunnah wal jama’ah mempercayai bahwa Rasul-rasul yang diutus oleh Allah bertugas untuk menyampaikan kitab-kitab suci kepada manusia.
b.  Nabi-nabi dan Rasul-rasul itu banyak jumlahnya yaitu 124.000 Nabi dan 315 Rasul. Namun yang wajib diketahui namanya ada 25 Rasul. Permulaan dari adanya Nabi dan Rasul adalah Nabi Adam dan penutup dari semua nabi dan rasul adalah Muhammad SAW.

5.    Tentang Hari Kiamat

a. Bahwa hari kiamat itu pasti terjadi dan waktunya dirahasiakan oleh Allah.
b. Setelah hari akhirat akan terdapat :
1) Padang mahsyar
2) Mizan dan hisabul amal (timbangan dan perhitungan amal)
3) Syafa’at terutama dari para Nabi dan Rasul
4) Titian shirathul mustaqim
5) Surga dan neraka
6) Ahli surga bisa melihat dzat Allah secara langsung.

6.    Tentang Takdir

Segala kejadian berlaku menurut takdir Allah, namun manusia diberi kesempatan untuk berikhtiar. Kemudian, sesuai dengan rupa ikhtiar yang dilakukan inilah manusia mendapat balasan dari Allah. Kalau ikhtiarnya berwujud perbuatan baik maka mendapat pahala dan kalau berwujud perbuatan maksiat maka mendapat siksa.

7.    Tentang Alam Kubur

a.    Setelah orang mati dikebumikan, lalu dihidupkan kembali dengan begitu ia telah sampai di alam kubur. Di sini ia dapat mendengar suara yang berada di alam dunia.
b. Lalu datang malaikat Munkar Nakir untuk mengujinya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
c. Orang Shaleh mendapat nikmat kubur, sedang orang jahat mendapat siksa kubur.

Itulah sekilas tentang Ahlusunnah Waljamaah dan itu sebabnya kenapa Nahdlatul Ulama sering berselogan Aswaja Annahdliyah ? lantas bagaimana dengan Aqidah aswaja Annahdliyah? Tunggu postingan berikutnya. Wallahu a’lam. (MWC NU Widasari)


Posting Komentar

0 Komentar