“Islam dan Humanisme”
Oleh: Iing Rohimin (Wakil Ketua PWNU Jawa
Barat)
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَنْزَلَ
الْأَحْكَامَ لِإِمْضَاءِ عِلْمِهِ الْقَدِيمِ، وَأَجْزَلَ الْإِنْعَامَ لِشَاكِرِ
فَضْلِهِ الْعَمِيمِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيكَ لَهُ الْبَرُّ الرَّحِيمُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ الْمَبْعُوثُ بِالدَّيْنِ الْقَوِيمِ، الْمَنْعُوتُ بِالْخُلُقِ
الْعَظِيمِ. صَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ أَفْضَلَ الصَّلَاةِ وَالتَّسْلِيمِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ
الْكَرِيْمِ، فَإِنِّي أُوْصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ الْحَكِيْمِ، الْقَائِلِ فِي
كِتَابِهِ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا
اللّٰهَ وَاٰمِنُوْا بِرَسُوْلِهٖ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَّحْمَتِهٖ
وَيَجْعَلْ لَّكُمْ نُوْرًا تَمْشُوْنَ بِهٖ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ
Hadirin, Kaum Muslimin Rahimakumullah
Islam
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan atau humanisme, banyak yang
menganggap bahwa humanisme bukanlah ajaran Islam, padahal Islam sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan mendorong terwujudnya kehidupan
manusia yang damai, adil dan sejahtera.
Humanisme adalah sikap hidup yang
demokratis dan etis yang menegaskan bahwa manusia memiliki hak dan tanggung
jawab untuk memberi makna dan bentuk pada kehidupannya sendiri. Humanisme
berarti membangun masyarakat yang lebih manusiawi melalui etika yang didasarkan
pada nilai-nilai kemanusiaan dan alam lainnya dalam semangat nalar dan
penyelidikan bebas melalui kemampuan manusia.
Humanis adalah orang yang mendambakan dan
memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas
perikemanusiaan; pengabdi kepentingan sesama umat manusia.
Nabi
Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah mengajarkan kepada masyarakat tentang
hakekat dan kedudukan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, Nabi mengajarkan
persaudaran diantara sesamanya, saling hormat menghormati dan tolong menolong
antar sesamanya.
Beliau mempersaudarakan
kaum Anshar dengan kaum Muhajirin walaupun keduanya datang dari dua suku yang
berbeda, bahkan membuat “Piagam Madinah” untuk mengatur kehidupan antar suku,
golongan, ras dan agama.
Inilah
bukti bahwa humanisme adalah ajaran Islam, dalam Al-qur’an juga banyak
ditemukan, ayat-ayat yang menegaskan tentang pentingnya menghormati sesama
manusia, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mewujudkan keadilan
serta dilarang membenci terhadap kaum lain.
Dalam Surat Al-Ma’idah Ayat 8 Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ
لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ
عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ
وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kaum Muslimin,
Sidang Jumat yang Berbahagia
Islam sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, bahkan Rasulullah SAW saat Haji
Wada’ berkhutbah dan menegaskan tentang pentingnya menghargai sesama, larangan
rasial dan larangan mendewakan kesukuan atau kebangsaan. Beliau menegaskan:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَلاَ إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ وَإِنَّ
أَبَاكُمْ وَاحِدٌ أَلاَ لاَ فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ
وَلاَلِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلاَ لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلاَ أَسْوَدَ
عَلَى أَحْمَرَ إِلاَّ بِالتَّقْوَى. رواه أحمد والبيهقي والهيثمي
"Wahai manusia, ingatlah, sesungguhnya Tuhanmu adalah satu, dan nenek moyangmu juga satu. Tidak ada kelebihan bangsa Arab terhadap bangsa lain. Tidak ada kelebihan bangsa lain terhadap bangsa Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit merah terhadap orang yang berkulit hitam. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam terhadap yang berkulit merah. Kecuali dengan taqwanya.." (HR. Ahmad, al-Baihaqi, dan al-Haitsami).
Khutbah Rasulullah SAW
tersebut pengandung pesan yang mendalam atas nilai-nilai kemanusiaan. Beliau berwasiat
tentang substansi ajaran yang bersifat universal, berlaku untuk seluruh
manusia. Pidato tersebut keluar lebih dari 10 abad sebelum deklarasi Hak Asasi
Mansia (HAM) oleh PBB pada 1948.
Rasulullah menegaskan
tentang prinsip kesetaraan manusia, bahwa manusia bersumber dari satu leluhur
yang dimuliakan Allah (Nabi Adam) sehingga tidak boleh seorang pun merasa
paling hebat dan paling istimewa dari sisi
bangsanya, rasnya, bentuk fisiknya, asal daerahnya, dibandingkan orang
lain.
Beliau menyatkaan
bahwa kemuliaan seseorang adalah karena takwanya, bukan karena suku, ras,
kebangsaan dan hal-hal yang bersifat fisik serta keduniaan semata.
Saudara-saudaraku, Para Hamba Allah yang Senantiasa Mengharap Ridho
Allah
Humanisme dalam Islam berdiri di atas
prinsip keadilan. keadilan ini berlaku untuk semua manusia, bahkan terhadap
orang yang memusuhi kita. Dalam QS. Al-Ma’idah: 8, Allah memerintahkan agar
kebencian terhadap suatu kaum tidak membuat kita berlaku tidak adil.
Selain itu, Islam juga menentang segala
bentuk eksploitasi dan penindasan, baik secara fisik, ekonomi, maupun politik.
Rasulullah SAW bersabda:
اتَّقُوا
الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Takutlah kalian dari berbuat zalim, karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat." (HR. Muslim)
Islam adalah agama yang paling humanis
karena seluruh ajarannya berpihak pada kemanusiaan, keadilan, dan kasih sayang.
Humanisme dalam Islam tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan, sehingga
menjaga martabat manusia sekaligus menuntun kepada kebaikan dan keselamatan
akhirat.
Islam menyeimbangkan kebebasan individu
dengan tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai Islam
dalam kehidupan bermasyarakat akan mewujudkan dunia yang damai, adil, dan
sejahtera untuk semua.
Ayyuhal Hadirun
Rahimakumullah
Berdasarkan hal-hal
tersebut di atas, tidak boleh lagi ada tindakan rasis, menghina suku lain,
mendiskreditkan bangsa lain, merasa paling hebat dan paling istimewa sendiri
dibandingkan dengan orang, bahkan merasa paling bertakwa dan paling berhak
masuk syurga dibandingkan dengan kelompok lain juga sangat dilarang.
Tidak boleh ada
klaim kebenaran sendiri, tidak boleh menyesatkan, menuduh kafir, membid’ahkan
kelompok lain, menyatakan bahwa orang lain akan masuk neraka dan dirinya sendiri
yang berhak masuk syurga.
Kita harus
mengedepankan humanisme, menghormati sisi kemanusiaan dan menjaga keharmonisan hubungan antar umat
manusia, semog kita semua dapat menjadi orang-orang yang humanis dan
menunjukkan wajah Islam yang menjung tinggi nilai-nilai humanisme.....Aamiiin,
yaa Robbal Alamiin.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ:
هَلْ اَتٰى عَلَى
الْاِنْسَانِ حِيْنٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْـًٔا مَّذْكُوْرًا اِنَّا خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ
اَمْشَاجٍۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا
وَّاِمَّا كَفُوْرًا
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ
وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ
مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ
وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى
بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيماً
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ
وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
عِبَادَاللهِ
! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ